mikul dhuwur mendem jero..

Forex Signal

  • Breaking News

    Tuesday, June 4, 2013

    LAKUM DIINUKUM WALIYADIIN


    Bismillaahirrahmaanirrahiim
    1. Qul yaa ayyuhaalkaafiruun. (Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,) **
    2. Laa a'budu maa ta'buduun. (Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.)
    3. Walaa antum 'aabiduuna maa a'bud. (Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.)
    4. Walaa anaa 'aabidun maa 'abadtum. (Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,)
    5. Walaa antum 'aabiduuna maa a'bud. (dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.)
    6. Lakum diinukum waliya diin. (Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.)
    Catatan Kaki:
    Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Quraisy berusaha mempengaruhi Nabi Muhammad SAW. dengan menawarkan kekayaan agar beliau menjadi seorang yang paling kaya di kota Makkah, dan akan dikawinkan dengan yang beliau kehendaki. Usaha ini disampaikan dengan berkata: "Inilah yang kami sediakan bagimu hai Muhammad, dengan syarat agar engkau jangan memaki-maki tuhan kami dan menjelekkannya, atau sembahlah tuhan-tuhan kami selama setahun." Nabi saw menjawab: "Aku akan menunggu wahyu dari Tuhanku." Ayat ini (S.109:1-6) turun berkenaan dengan peristiwa itu sebagai perintah untuk menolak tawaran kaum kafir. Dan turun pula Surat Az Zumar ayat 64 sebagai perintah untuk menolak ajakan orang-orang bodoh yang menyembah berhala.
    (Diriwayatkan oleh at-Thabarani dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

    Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum kafir Quraisy berkata kepada Nabi Muhammad SAW: "Sekiranya engkau tidak keberatan mengikuti kami (menyembah berhala) selama setahun, kami akan mengikuti agamamu selama setahun pula." Maka turunlah Surat Al Kafirun (S.109:1-6).
    (Diriwayatkan oleh Abdurrazaq yang bersumber dari Wahb dan Ibnul Mundzir yang bersumber dari Juraij.)

    Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa al-Walid bin al-Mughirah, al-'Ashi bin Wa-il, al-Aswad bin Muthalib dan Umayyah bin Khalaf bertemu dengan Nabi Muhammad SAW dan berkata: "Hai Muhammad! Mari kita bersama menyembah apa yang kami sembah dan kami akan menyembah apa yang engkau sembah dan kita bersekutu dalam segala hal dan engkaulah pemimpin kami." Maka Allah menurunkan ayat ini (S.109:1-6)
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa'id bin Mina.)

    Berdasar daripada pernyataan catatan kaki (penjelas) di atas dan berkenaan dengan alasan turunnya surat Al Kaafiruun, maka ungkapan "Lakum diinukum waliya diin" memiliki makna "tidak ada toleransi dalam hal keimanan dan peribadatan." Sebaliknya, kebanyakan manusia telah salah kaprah dalam mendeskripsikannya. Selama ini tidak sedikit orang yang memaknai ungkapan "Lakum diinukum waliya diin" dengan logika yang salah dengan memfatwakan bahwa ada toleransi dalam beragama...


    No comments:

    Post a Comment

    Fashion

    Beauty

    Culture